Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2008

Sudah Kesasar, Digebukin Lagi

Bayangkan jika di suatu saat Anda ingin berlibur ke Bali. Sebuah tempat yang belum pernah Anda kunjungi sehingga menjadi impian besar. Sebelum memulai perjalanan, tentu Anda membayangkan betapa indahnya Pulau Dewata. Sebuah pulau yang namanya saja lebih berkibar daripada Indonesia. Anda bahkan juga sudah merancang apa saja yang akan dilakukan di sana. Dengan semangat dan harapan yang tinggi, Anda pun segera memulai perjalanan.

Lha Lak Thekor Aku !

Pagi itu Totok duduk selonjor di emperan halaman rumah saya. Ia duduk tepat di samping sepeda motornya yang sedang membonceng dua keranjang penuh sayuran. “Sayur…sayur,” teriaknya sembari mengelap tetesan keringat yang meluncur menelusuri ruas wajahnya. Ya, Totok adalah tukang sayur yang setiap pagi melintas di gang rumah. Usianya sekitar 30 tahunan. Karena sudah langganan, saya pun tahu dari istri bahwa dia sudah beranak dua. Yang pertama SMP, dan yang kedua masih duduk di bangku SD.

Penunggang Demo Adalah Kolor Ijo

Belakangan ini demo menentang kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM makin digandrungi. Sebagaimana tradisi sebelumnya, demo kali ini juga dipelopori mahasiswa. Baik yang masih aktif kuliah, sedang skripsi maupun yang sedang terancam DO (Drop Out). Situasinya hampir sama dengan pada saat Reformasi ‘98. Hanya bedanya, pada tahun 98 hukum mahasiswa yang tidak ikut demo adalah haram. Saking haramnya, sampai-sampai malaikat seolah-olah tutup mata dengan kabar adanya temuan kondom yang berserakan di sekitar Gedung MPR/DPR pada hari puncak reformasi. Sedangkan sekarang tidak demikian. Mahasiswa yang tidak ikut demo hanya dihukumi sebatas makruh saja.  Paling-paling mentok  hukumnya hanya berubah menjadi  fardlu kifayah  (kalau sudah ada yang mengerjakan, maka yang lain gugur kewajiban,  red ). Jadi jangan heran jika jumlah demonstran kali ini masih sepersekian dari jumlah peluru aparat. Jumlah yang masih sangat lemah untuk bisa menjebol pagar halaman Gedung Grahadi. Apalagi menembus barika