Alkisah... Suatu hari ada seorang warga Bangkalan, sebut saja namanya Sodiq, sedang punya hajat. Dia menyembelih seekor sapi besar sebagai hidangan untuk tamu. Tamu undangan pun berdatangan. Tp acara blm juga dimulai karena sdg menunggu kehadiran Mbah Kyai Cholil untuk memimpin tahlil. Begitu datang, Mbah Kyai Cholil langsung memimpin tahlil. Di luar dugaan, tahlilnya sangat singkat. Mbah Kyai Cholil hanya membaca fatihah, laa ilaaha illallah 3x, trus lgsg berdoa. Si Sodiq sbg tuan rumah nggrundel. "Ga sumbut karo sapine. Tiwas tak tukokno sapi sing guede, lha kok tahlile mung ngono thok," kata Sodiq dlm hati. Keesokan harinya, Mbah Kyai Cholil menyuruh santrinya untuk membeli sapi yg lebih besar dari yg disembelih Sodiq. Bahkan jauh lebih besar. Setelah dapat sapi, santri itu disuruh memanggil Sodiq menghadap Mbah Kyai Cholil sambil bawa timbangan besar. Singkat cerita, Sodiq pun sowan Mbah Kyai Cholil bawa timbangan besar. "Aku tahu kamu kmrn kecewa. Skrg coba kau tuli
Tanah Airku Tidak Kulupakan