Langsung ke konten utama

Tiket Gila Konser Kuasa (1)

[caption id="attachment_1156" align="alignright" width="259"] Lihat tanggalnya...!!![/caption]

Menjelang akhir tahun 2017, banyak pihak berusaha mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan. Kali ini nadanya tak seperti biasanya. Mengapa? Karena dua tahun berturut-turut, bangsa ini akan memasuki Tahun Politik. Tahun di mana Pilkada serentak digelar, beriringan dengan pesta demokrasi terbesar Pemilu 2019. Dinamika politik bangsa ini akan memasuki turbulensi yang sangat dahsyat. Bahkan menjadi tahun pertaruhan masa depan bangsa dan negara. Jika selama masa turbulensi ini salah melangkah, tidak menutup kemungkinan NKRI akan gulung tikar. Hanya tinggal cerita. Na'udzubillah...

Beberapa akun twitter membuat prediksi yang nyaris presisi. Mungkin saja mereka sudah mencuri dengar skenario politik yang sedang dirancang dan akan mulai dimainkan sepanjang tahun ini. Silakan cek cuitan di twitter sepanjang September - Desember. Mereka seolah tahu persis apa yang akan terjadi. Yang pasti, mereka bukan peramal atau paranormal. Mereka hanya rajin memungut informasi dari sumber-sumber yang dalam istilah politik biasa dinamakan "Ring 1". Jadi wajar jika tingkat keshahihan informasinya A1. Ini membuktikan bahwa apa yang terjadi hari ini adalah sebuah REKAYASA. Ada skenario besar yang sedang dimainkan.



Epidemi Teror

Mengawali tahun 2018, tepatnya tanggal 27 Januari, media ramai memberitakan penganiayaan terhadap Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah (Bandung) KH Umar Basri. Selain sebagai pengasuh pesantren, KH Umar Basri juga merupakan tokoh NU. Keesokan harinya, pelaku yang diketahui bernama Asep tertangkap. Menurut keterangan polisi, pelaku dinyatakan mengalami gangguan kejiwaan alias OG (Orang Gila).

Belum genap seminggu, Jumat (1/2), publik kembali dikejutkan dengan berita penyerangan kepada tokoh Persis (Persatuan Islam) Ustadz Prawoto di kota yang sama. Kali ini, korban bahkan tak bisa diselamatkan alias tewas akibat dianiaya dengan menggunakan linggis. Pelaku bernama Asep Maftuh adalah pasien RSJ Cisarua.

Besoknya (2/2), OG kembali beraksi di Desa Cicunuk, Cileunyi, Bandung. Pelaku 2 orang. Yang satu tertangkap dan dinyatakan sebagai OG, satunya lagi kabur. Keduanya membawa senjata tajam.

Nah...ini dia nih. Penebar Hoax mulai beraksi. Beredar kabar seorang santri Ponpes Al Futuhat bernama Abdullah dianiaya sembari menanyakan keberadaan pimpinan pesantren di daerah Kadungora (Garut), Sabtu (3/2). Aksi penganiayaan ini melibatkan 6 orang berperawakan besar setelah korban diculik dari pondok. Entah apa motifnya, kabar Hoax ini pertama kali diunggah oleh pimpinan pesantren itu sendiri (beritanya baca di sini, Red). Waw....?!?!?

Menyusul berikutnya kejadian di Masjid At Tawakal 1, Jalan Karasak Lama, Kelurahan Karasak, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung. Pelaku bernama M. Lukman Rikmansyah tiba-tiba turun dari lantai 3 masjid sambil menodongkan pisau dan berteriak mencari ustadz, Minggu (4/2). Kali ini, pelaku hanya berpura-pura gila saja.

Sehari kemudian (Senin, 5/2), santri Ponpes Nahdjussalam menangkap OG yang berusaha masuk ke rumah pengasuh pondok. TKP nya di Jalan Panyawungan RT/RW 02/03 Kampung Panyawungan, Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Setelah digeledah, ditemukan gunting dan pisau. Uniknya, pelaku memiliki tato di dada bertuliskan “212”.

Di hari yang sama, kawasan Sentul City Bogor juga disatroni OG. Pelakunya perempuan dengan mengenakan masker. Perempuan itu terlihat mondar-mandir di sekitar pesantren selama 2 malam. Dan malam itu, pelaku berusaha masuk ke rumah salah seorang guru di pesantren. Setelah terpergok santri dan diringkus, ditemukan sebilah sajam dan plat besi. Anda percaya kabar ini? Hahaha...Anda tertipu. Ini pun ternyata Hoax tingkat dewa. Tidak jelas dari mana sumber Hoax-nya.

Kabar Hoax yang sempat memanas kembali menyapa warga Bogor, Selasa (6/2). Tepatnya di Kampung Cijambe, Desa Banyuasih, Kecamatan Cigedung. Dikabarkan bahwa Ustadz Sulaiman dibacok OG. Padahal menurut penelusuran polisi, peristiwa itu memang terjadi. Tapi Sulaiman bukanlah ustadz dan pelaku juga bukan OG. Mungkin ini masuk golongan Hoax Mukhaffafah (ringan). Hahaha....

Ibarat masakan, butuh bumbu penyedap rasa. Kali ini sebuah ormas Islam melakukan persekusi terhadap Biksu Mulyantono Nurhalim di Tangerang, Jumat (9/2). Peristiwa ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan OG. Tapi masuk kategori teror, khususnya kepada kaum minoritas. Dan ternyata, aksi ini menjadi pintu masuk untuk teror berikutnya yang cukup sadis. Sehari setelah persekusi terhadap seorang biksu, teror kembali terjadi di Jogjakarta. Jemaat Gereja Santo Lidwina, Sleman, diserang OG Minggu (11/2). Tragis, pelaku bahkan sempat melukai beberapa orang sebelum akhirnya dilumpuhkan petugas.

Berikutnya, epidemi OG menyeberang ke Jatim. Selang 2 hari kemudian, Senin (12/2), bangunan Masjid Baiturrahman (Tuban) dirusak OTD (Orang Tak di Kenal, istilah dalam kriminologi, red). Pelaku yang juga dinyatakan OG mengaku kesal karena terlalu lama menunggu saat hendak bertemu seorang ustadz di sekitar kejadian. Dari Tuban, bergeser sedikit ke Lamongan. Pengasuh Ponpes Karang Asem KH Hakam Mubarok, nyaris menjadi korban, Minggu (18/2). Beruntung, ada santri yang menyelamatkan dan segera meringkus pelaku. Duh....wong edan maneh !!!

[caption id="" align="alignright" width="373"]Hasil gambar untuk orang gila Pelaku penyerangan di rumah Ketua MUI Kota Madiun yang tertangkap banser[/caption]

Teror terus menggelinding. Kali ini, OG Cabang Kediri seolah tak mau ketinggalan. Teror OG menyatroni Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri, Senin (19/2) petang. Keamanan pondok sigap dan bertindak cepat sehingga tidak ada korban. Dari Kediri geser lagi ke Madiun. Seorang pelaku berusaha menyerang Ketua MUI Kota Madiun, H. Sutoyo, Selasa (20/2). Pelaku tiba-tiba masuk ke rumah dan berusaha menyerang korban. Kebetulan, korban sedang berbincang dengan Banser sehingga pelaku bisa langsung dilumpuhkan. Besok malamnya (21/2), polisi mengamankan OG di Terminal Seloaji (Ponorogo). Saat digeledah isi tasnya, didapati sebilah pisau dapur dan sangkur.

Yang paling up to date adalah kejadian di Kampung Gudang RT/RW 01/02, Kelurahan Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Bekasi, Jabar, Kamis (22/2). Pelaku berjumlah 2 orang menyerang Ustadz Ridwan Syakir di rumahnya usai menjalankan sholat dluha. Kedua pelaku berhasil dilumpuhkan warga. Dari tangan pelaku ditemukan sebuah tas berisi senjata tajam dan daftar nama ustadz yang diduga akan dijadikan target. Dan, bisa ditebak, keduanya juga diduga sebagai OG.

Tunggu...tunggu  Bro ! Polisi sudah memastikan bahwa berita yang sudah beredar luas ini ternyata Hoax. Tuh, kan? Sebenarnya berita Hoax yang terkait penyerangan dan penganiayaan terhadap pemuka agama, bukan hanya itu saja. Banyak sekali yang beredar di medsos. Parahnya, media massa mainstream yang kita harapkan akurasinya, ternyata juga terseret suasana. Para jurnalis di lapangan sudah mulai ikut-ikutan kehilangan kewarasan sehingga tidak melakukan verifikasi terhadap sebuah informasi. Bedanya dengan media abal-abal (tidak resmi), media mainstream berani menurunkan berita susulan yang isinya klarifikasi bahwa ternyata berita sebelumnya adalah Hoax. Padahal, berita sudah terlanjur naik. Dan itu bisa berdampak. Tidak sesederhana itu penyelesaiannya. Untuk ukuran media massa resmi yang sudah bertahun-tahun, tentu saja itu adalah tindakan konyol yang bisa menurunkan kredibilitas.

Menghadapi OG, kita tidak boleh ikut gila Bro ! Jaga kewarasan ! Gunakan akal sehat dan selalu check and recheck.

Bersambung....

@guslege

Penikmat Warung Kopi

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebelet Ngislam

Kebelet pipis…? Kebelet be’ol…? Kebelet kawin…? Kebelet kaya…? Anda yang bukan orang Jawa mungkin akan bertanya2, apakah kebelet itu? Orang Arab bilang, maa hiya kebelet ? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebelet diartikan sebagai : ingin sekali, tidak tertahankan lagi untuk melaksanakan keinginan. Apakah definisi KBBI itu sudah mewakili pengertian kebelet sesuai yang dimaksud oleh penemu kata kebelet ? Entahlah. Tapi setidaknya sudah cukup memberikan gambaran tentang arti kata kebelet . yakni adanya sebuah dorongan dari dalam untuk bersegera melakukan sesuatu.